Peduli Pendidikan Karakter It Never Ends


“Ketika kehilangan kekayaan, Anda tidak kehilangan apa-apa. Ketika kehilangan kesehatan, anda kehilangan sesuatu. Ketika kehilangan karakter, anda kehilangan segala-galanya” – Billy Graham
Saat ini paling tidak ada 2 hal yang saya ketahui tidak pernah lekang oleh jaman, apa itu?
  1. Perubahan
  2. Pendidikan Karakter
Jika bicara perubahan maka, sejatinya kita yang ada hari ini, yang sedang membaca tulisan ini sudah berbeda dari diri kita yang kemarin. Berbeda dimananya? Sel tubuh kita sudah berubah, informasi yang kita terima berubah, usia kita berubah dan masih banyak hal lainnya.
Sama halnya dalam pendidikan karakter, adalah proses yang tidak tak pernah berhenti. Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun tahta, presiden boleh berhenti masa jabatannya, namun pendidika karakter tetap harus berjalan terus. Pendidikan karakter bukanlah proyek yang ada awal dan ada akhirnya. Pendidikan karakter diperlukan tiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, warga Negara yang lebih bernilai kemanusiaan yang tinggi. Mantab!
Seperti pepatah dari negeri China “Apabila andamembuat rencana satu tahun, tanamlah padi. Apabila anda membuat rencana untuk sepuluh tahun tanamlah pohon. Apabila anda membuat rencana untuk seumur hidup didiklah orang-orang”. Pertanyaan nya adalah pendidikan apa yang patut diberikan?
Saat saya dahulu bersusah payah mengerjakan dan belajar perkalian matematika sampai 2-3 digit berserta akar pangkatnya, kini dalam keseharian saya sudah tidak terlalu relevan dengan aktivitas pekerjaan saya. jika toh saya harus berurusan dengan angka tersebut, saya tinggal buka laci dan ambil kalkulator. Menurut saya jika otak bisa digunakan untuk hal yang jauh lebih bermanfaat kenapa harus mengerjakan hal yang bisa dikerjakan barang simple ini (kalkulator). Sama halnya saat saya mengahfal selama lebih dari 12 tahun tentang sejarah, ternyata beberapa tahun yang lalu dipublikasikan bahwa sejarah di Indonesia banyak sekali kebohongan dan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan di sekolah. Dan pendidikan yang saya pelajari itu sudah tidak begitu berguna lagi bagi saya dan sebagian banyak orang.
Saya bercerita pengalaman saya bukan berarti belajar di sekolah , ataupun pelajaran di sekolah tidak ada manfaatnya. Sangat ada manfaatnya bagi saya, apa? Saya belajar bersosialisasi, mempelajari pola pikir dan masih banyak hal lainnya.
Kembali ke topik yang terputus sesaat. Pendidikan apa yang patut diberikan? Mudah sekali, Pendidikan Karakter. Lalu pendidikan yang lain?
Pendidikan mata pelajaran lain jelas perlu, tapi berikan nuansa pendidikan karakter didalamnya. Sisipkan nilai kehidupan, nilai positif dari setiap materi dan berikan sentuhan manfaat dalam kehidupan. Misalnya mengajarkan fisika dengan bercerita tentang penemu teori atau rumus yang sedang diajarkan. Tonjolkan sikap positifnya dan ulang-ulang terus sehingga siswa tidak hanya hafal rumusnya saja tetapi nilai positif dari penemu teori tersebut.  Pertanyaannya apakah ini sudah kita kerjakan, wahai orangtua dan guru?
Ketika suatu Negara tidak menaruh perhatian terhadap pendidikan, maka Negara tersebut tidak membangaun sumber kekuatan , sumber kemajuan, sumber kesejahteraan, dan sumber martabat yang selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas manusia dan kualitas masyarakatnya. Kualitas ini ditentukan oleh tingkat kecerdasan dan kekuatan karakter rakyatnya. Nah, disini pendidikan karakter sangat berperan penting untuk menghasilkan itu semua. Ingat, berbeda dengan sumber daya alam apabila dipakai dan dieksploitasi maka akan habis pada kurun waktu tertentu, berbeda dengan kebaikan karakter dan kecerdasan yang berkarakter, akan makin bertambah jika digunakan terus menerus.
Seperti ungkapan Ki Hajar Dewantara “Maksud pendidikan itu adalah sempurnanya hidup manusia sehingga bisa memenuhi segala keperluan hidup lahir dan batin. Yang kita dapat dari kodrat alam… pengetahuan, kepandaian janganlah dianggap maksud dan tujuan. Tetapi alat, perkakas, lain tidak. Bunganya kelak akan menjadi buah. Itulah yang harus kita utamakan. Buahnya pendidikan, yaitu matangnya jiwa, yang akan dapat mewujudkan hidup dan penghidupan yang tertib dan suci dan bermanfaat bagi orang lain”.
Nah, sejatinya pendidikan karakter tidak pernah berhenti dari kehidupan kita. seandainya kita pernah mendapatkan pendidikan karakter, atau dulunya bernama pendidikan Budi Pekerti, tidak selesai sampai kita selesai sekolah. Dalam sekolah kehidupan justru manusia yang berhasil adalah manusia yang memiliki nilai karakternya A dan setiap tahunnya (bahkan harian, atau triwulan, bahkan semester) masih ada ujian kenaikan kelasnya, sampai kapan? Sampai kita lulus dari bumi ini. Yah itulah sebabnya saya kemukakan bahwa pendidikan karakter tidak pernah berhenti. Nikmati dan hiduplah dengan karakter sukses.
Salam
Timothy Wibowo

Belajar Pendidikan Karakter dari Sepak bola


Pendidikan karakter itu bukanlah sesuatu yang muluk-muluk atau sulit. Pendidikan karakter sebenarnya sudah ada dimana-mana. Sudah ada dikeluarga, dilingkungan sosial, sekolah, tempat hiburan dan lainnya. Tapi kali ini kita akan belajar sesuatu inti yang penting tentang pendidikan karakter dari sepak bola.
Ya, kenapa sepak bola karena kondisi atau contoh ini akan sangat mudah di analogikan (disamakan) dengan kondisi dan bagaimana mendidik karakter di dalam sekolah dan rumah. Pada dasarnya pendidikan karakter adalah memberikan aturan main dalam kehidupan dan lingkungan sosial disertai dengan konsekuensi yang berlaku didalamnya. Lalu hubungan dengan sepak bola? Mudah, dalam sepak bola sudah berlaku aturan yang sangat baku dan jelas. Ada aturan main dan konsekuensi. Jika melanggar ada kartu kuning (peringatan), kartu merah (keluar dari permainan), free kick, penalty, corner kick, bahkan denda uang bagi pemain dan team. Bahkan yang lebih “sadis” lagi jika team tersebut harus turun kasta ke liga yang lebih rendah lagi.
Sebagai pecinta sepak bola, saya sangat senang dan berulang kali menggunakan contoh ini kepada guru dan orang tua yang ingin tahu tentang bagaimana mendidik karakter anak dengan menggunakan contoh ini. Seorang anak perlu mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini dan “hidup” didunia ini. Nah, masalahnya anak pada saat lahir dia tidak memiliki “konsep sosial” didalam kepalanya, oleh karena itu anak perlu tahu bagaimana aturan – aturan yang ada didalam dunia ini. Inilah Pendidikan Karakter, mudah kan?
Supaya tidak kena kartu kuning, jangan melanggar. Jika melanggar lagi ya kartu merah. Sehingga banyak dari pemain sepak bola jika kesal terhadap team lawan selalu berusaha menjaga sikap dengan berusaha menghormati wasit dan tetap mengeluarkan uneg-uneg nya. Ya inilah dunia manusia, terkadang ada yang sesuai dan tidak tetapi diperlukan aturan untuk membuat semuanya teratur.
Dalam permainan sepak bola pemain inti dalam sebuah pertandingan adalah wasit. Banyangkan jika bermain tidak ada wasit maka kemungkinan besar bukan pertandingan sepak bola lagi yang kita lihat. Tetapi UFC (Ultimate Fighting Championship) di lapangan sepak bola, alias tarung bebas dilapangan sepak bola. Sama dalam dunia pendidikan di sekolah perlau ada figure yang berperan seperti wasit dalam pertandingan sepak bola yang menjadi “penjaga” aturan di sekolah. Dan seringkali hal inilah yang menjadi kelemahan, wasit di sekolahnya tidak berfungsi dengan baik. Sama halnya dirumah, orang tua kurang dapat menjadi wasit dengan baik. Sehingga pendidikan karakter kurang dapat berjalan dengan maksimal.
Perlu kita ketahui semua, pendidikan karakter bukan semata-mata memberikan pengetahuan semata tetapi menetapkan aturan dan konsekuensi dilingkungan sekolah dan dirumah. Dalam peraturan sekolah misal: anak tidak bawa buku pelajaran maka konsekuensinya mendapatkan tugas tambahan. Ini harus jelas dan konsisten, serta dikomunikasikan kepada semua pihak termasuk orang tua.
Jika kita melanggar aturan lalu lintas maka jelas kita kena tilang, dan kita bisa pilih mau slip merah atau biru. Merah bayar di tempat, jika biru kita bayar di tempat yang ditunjuk untuk mengurusi tilang (Bank BRI). Dan ini konsisten dan semua masyarakat Indonesia yang menggunakan kendaran bermotor sudah tahu. Inilah dasar dari pendidikan karakter. Ada aturan yang jelas dan konsekuensi.
Berikutnya, memang sebaiknya seorang yang bertanggung jawab dibidang pendidikan karakter adalah seorang yang memiliki minat, dalam dunia “kemanusian” tidak mesti psikolog. Kenapa sebab ini berkaitan dengan menata aturan dan konsekuensi bagi anak didik. Tentunya aturan ini harus ditata berdasarkan jenjang dan usia dan skala pelanggaran. Misal: hukuman anak yang mencuri atau merusak dengan sengaja property sekolah tentunya akan berbeda dengan anak yang lupa membawa alat tulis, atau tidak membawa catatan.
Nah, yang terpenting bagi kita semua bahwa pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang rumit. Ini sangat mudah dan ada banyak sekali contohnya disekitar kita, tinggal kita mau apa tidak. Perlu upaya untuk menerapkan ini, kita perlu mengetahui dan belajar tentang seluk beluk manusia dan bagaimana mengatasinya. Sebab manusia saat dilahirkan tidak disertai manual book-nya, lain seperti Black Berry yang kita beli dan sudah disertakan manual book-nya dan ada petunjuk bagaimana menggunakannya.
Salam
Timothy Wibowo

Mewujudkan Pendidikan karakter yang Berkualitas


Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya. Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalo alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.
Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.
Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Ingin mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas? Maka kuncinya sudah dipaparkan diatas, ada alat ukur yang benar sehingga ada evaluasi dan tahu apa yang harus diperbaiki, adanya tiga komponen penting (guru, keluarga dan masyarakat) dalam upaya merelaisasikan pendidikan karakter berlangsung secara nyata bukan hanya wacana saja tanpa aksi. Ingat, Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Dan yang terpenting adalah praktekan setelah informasi tersebut di berikan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.
Salam
Timothy Wibowo

Cara kirim naskah ke Penerbit DIVA Press


Wah, ini bakal jadi berita yang menyenangkan buat para penulis yang mencoba untuk menerbitkan bukunya. Jika penerbit yang lain memberi waktu 2 atau 3 bulan lebih untuk memberitahukan layak terbit atau tidak, Penerbit DIVA Press ternyata hanya memberikan waktu tunggu maksimal 1 bulan, hehe....

Ini dia syarat-syaratnya:

Naskah Fiksi (Tema bebas)
Menyertakan sinopsis cerita dan biodata lengkap (termasuk nomor yang dapat dihubungi)
Tidak ada batasan ketebalan naskah, kertas A4, spasi 2, font Times New Roman ukuran 12, batas margin kanan 4 cm, kiri 3 cm, atas 4 cm, dan bawah 3 cm.


Naskah Nonfiksi (tema bebas)
Menyertakan ringkasan, daftar isi, folder gambar (jika di dalam naskah terdapat gambar), serta biodata lengkap.
Tidak ada batasan ketebalan naskah, kertas A4, spasi 2, font Times New Roman ukuran 12, batas margin kanan 4 cm, kiri 3 cm, atas 4 cm, dan bawah 3 cm.


Naskah dapat dikirimkan melalui e-mail ke alamat: redaksi_divapress@yahoo.com. Atau, dapat dikirimkan maupun diantar langsung ke kantor redaksi kami dalam bentuk print-out beserta soft file. Setiap naskah dalam bentuk print out yang dikirimkan ke redaksi DIVA Press dan ditolak, tidak akan dikembalikan kepada penulis. Penulis dipersilakan untuk mengambil naskah tersebut dengan datang langsung ke kantor redaksi maksimal 1 minggu setelah konfirmasi penolakan dari pihak redaksi. Naskah yang sudah dinyatakan ditolak tidak akan diterbitkan oleh DIVA Press dan akan dibuang agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.   

Konfirmasi penerimaan naskah akah diberikan maksimal 1 bulan setelah naskah sampai ke meja redaksi.

Naskah yang telah diterima hanya akan diedit oleh staf redaksi DIVA Press yang berwenang.

Cara kirim naskah ke Penerbit Gagas Media


Syarat Pengajuan Naskah

Jangan ragu untuk mengirimkan naskahmu ke GagasMedia. Siapa pun yang mempunyai minat menulis bakal kita dukung deh! Nah, sebelum kamu mengirimkan naskahmu ke GagasMedia, cari tahu dulu persyaratannya.

Berikut adalah dua kategori naskah yang bisa kamu kirimkan.

1. Fiksi

Syarat umum:

- Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
- Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:

REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

- Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan sekitar 4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.

Adapun jenis fiksi yang dicari adalah:

- DOMESTIC DRAMA
- MAINSTREAM ROMANCE
- CLASSIC ROMANCE
- TEEN ROMANCE
- CLIQUE*LIT

2. Non Fiksi

Syarat umum:

- Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12. Kirimkan dalam bentuk print out (dijilid rapi) ke:

REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

- Atau, kirimkan proposal naskah via e-mail ke redaksi@gagasmedia.net. Bila naskahmu menarik, redaksi akan menghubungimu untuk pembahasan lebih lanjut.
- Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan sekitar 4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya. 

Kategori nonfiksi yang dicari:
- Pengembangan diri (self improvement)
- How to
- Memoar-inspiratif
- Lifestyle
- Traveling 
- Pengetahuan populer 


Nah, jika kamu sudah menentukan kategori naskah yang akan dikirimkan, jangan lupa untuk menyertakan pula form pengiriman naskah yang bisa kamu download di sini!

Cara kirim naskah ke Penerbit Bentang Pustaka Q & A tentang Redaksi dan Naskah


1. Bagaimana cara mengirimkan naskah ke Bentang Pustaka?



Pengiriman naskah bisa dalam bentuk hard copy (via pos) atau soft copy (via email).Naskah dikirim via pos ke alamat :
PT. BENTANG PUSTAKA
JL. Pandega Padma No.19
Yogyakarta 55284
Telp. 0274-517373
Atau via E-mail (dalam bentuk lampiran) ke alamat : bentangpustaka@yahoo.com


2. Apa kriteria naskah yang diterima Bentang Pustaka?


a. fiksi/ non-fiksi dengan tema menarik, up to date, dan unik
b. menceritakan kehidupan masa kini
c. tidak mengandung unsur pornografi
d. tidak berpotensi menimbulkan/memicu konflik SARA


3. Bagaimana format pengiriman naskah ke Bentang Pustaka?

Naskah diketik di kertas kuarto. Panjang naskah minimal 200 halaman spasi dua. Naskah dikirimkan beserta biografi lengkap penulis, sinopsis, dan nilai lebih karya.


4. Berapa lama penilaian karya untuk memberikan pemberian keputusan?

Idealnya keputusan diberikan maksimal 1 bulan. Tetapi, waktu tersebut tidak dapat menjamin karena begitu banyaknya naskah yang masuk ke redaksi Bentang Pustaka baik melalui e-mail maupun pos.


5. Bagaimana cara mengetahui apakah naskah diterima atau tidak?

Penulis dapat menghubungi pihak Bentang Pustata baik melalui e-mail atau telepon dengan menyebutkan judul naskah dan kapan naskah dikirim.


6. Bagaimana nasib naskah yang tidak diterima oleh Bentang Pustaka?

Apabila naskah berbentuk hardcopy, naskah akan dikembalikan ke alamat penulis beserta surat resmi dari Bentang Pustaka. Apabila naskah dikirim melalui e-mail, keputusan akan dikirim melalui e-mail.
Bentang Pustaka

Ayoo menulis di Majalah UMMI!


Ummi, majalah Keluarga Muslim yang terbit setiap bulan. Ada beberapa rubrik yang membuka peluang bagi penulis -di luar redaksi- untuk mengirimkan tulisan. Rubrik apa sajakah?
DUNIA WANITA
  • 1 halaman dengan panjang tulisan maksimal 3000 karakter. Berisi pengalaman pribadi, atau opini dengan sudut pandang perempuan.
  • Tips agar dimuat: 1) manfaatkan tema yg sedang in di bulan tersebut. namun kirimkan naskah tersebut minimal 2 bulan sebelum momen. Misalnya jika ingin menulis dengan tema ramadhan, kirim naskahnya di bulan-bulan April-Mei. karena proses penggarapan naskah dilakukan 2 bulan sebelum terbit. 2) Usahakan untuk mengambil topik atau pembahasan dengan agle yg unik. Misalnya ajakan utk berbelanja ke warung, saat banyak orang memilih belanja di mal/pasar. tentu dengan didukung argumen yang menguatkan topik tersebut.
CERPEN
  • 2 halaman dengan panjang naskah maksimal 6000 karakter.
  • Tips: 1)ambil tema yang unik. Ummi menerima kira2 10-20 naskah baik online maupun setak setiap bulannya. namun, jarang yang temanya unik. konflik juga kurang tergarap jadi cerpen cenderung datang. 2)cerpen dengan setting suatu daerah yg khas dg dialek lokal, biasanya memiliki satu poin lebih dibanding cerpen yg setingnya tidak jelas 3)batasi jumlah tokoh, namun perkuat karakter tiap tokoh dalam cerpen tersebut
CERPEN ANAK
  • 2 halaman, dengan panjang naskah maksimal 5500 karakter.
  • tips: pembaca cerpen anak, berusia 5-13 tahun. usahakan temanya sederhana, bahasanya mudah dipahami dan berhikmah. boleh cerita biasa, imajinasi (misalnya tokohnya debu/awan/angin/pohon) atau fabel.
PERJALANAN
  • 2 halaman, panjang naskah 5700-an karakter
  • tips: pilih lokasi/daerah/kota/negara yg unik, bisa karena 'sesuatu' yang tak biasa di sana. boleh juga mengangkat sisi sejarah yang tak banyak orang mengetahuinya. mungkin ada agle yg berkaitan dengan keislaman, biasanya menjadi poin tambah dari tulisan tersebut. usahakan deskriptif, sehingga pembaca bisa membayangkan bagaimana perjalanan menuju kesana, suasananya bagaimana (panas/dingin/hangat), gambarkan keunikannya misalnya bentuk rumah, sapaan khas penduduk lokal, dll.
  • sertakan foto, minimal 5 buah dengan ukuran file, kira2 500 kb- 1 MB. agar tidak pecah ketika di layout. berikan captoin/keterangan di bawah foto tersebut. foto bisa menguatkan isi artikel, bisa juga hal lain yg menarik namun belum termuat di artikel
Oya, naskah bisa dikirim ke kru_ummi@yahoo.com. atau dikirim ke redaksi Ummi, Jl. Mede No. 42A Utan Kayu, Jakarta Timur

Catatan:
Di Ummi edisi Maret 2012, ada informasi lomba untuk rubrik UFUK DALAM. Jika diizinkan, akan saya share dalam note yang lain

Semoga Bermanfaat
Aini Firdaus

Info penting


Suka menulis novel dan gak tau harus kirim kemana.
Ayo, kirimkan kesini...
Persyaratan naskah :
-tema naskah bebas, asal tidak bermuatan pornografi dan menyinggung SARA.
-belum dipublikasikan di media manapun.
-ditulis dalam bentuk MS word,TMS, font 12, spasi 1,5.
-sertakan bodata dan sinopsis novel.
catatan : naskah yang masuk akan diseleksi terlebih dahulu di meja redaksi. naskah yang lolos seleksi akan dibeli putus dan diterbitkan di penerbit mayor.
Tunggu apalagi, kirim naskahmu ke : mursalsalin@ymail.com
Yang mau bertanya lebih lanjut, inbox saja fb-ku.Mursal Fahrezi

Mizan


Mizan


Kriteria naskah:

 1.Naskah harus karya asli
2.Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
3.Memiliki cerita yang unik dan nggak pasaran.
4.Naskah ditulis dengan rapi (logis dan sistematis).
5.Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
6.Tulisan utuh/padu (monograf), bukan kumpulan tulisan.
7.Tidak menimbulkan kontroversi, terutama berhubungan dengan moral dan agama.
8.Sertakan Sinopsis


Prosedur Pengajuan Naskah:

(Jika naskah telah memenuhi kriteria tersebut di atas)

 1.Surat pengantar.
2.CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
3.Naskah:
4.Keseluruhan isi naskah.
5.Berupa fotokopi (bukan asli/master), hard-copy atau print-out (redaksi tidak melayani naskah dalam bentuk file digital), diketik komputer (bukan ketikan mesin tik manual).
6.Kirim ke:
Redaksi Penerbit Mizan

-U.p. Bpk. Andityas Prabantoro, redaksi tidak menerima naskah PUISI (untuk naskah bertema keislaman dan dewasa (umum))

-U.p. Bpk. Benny Rhamdani (untuk naskah bertema umum (remaja), novel, cerpen, remaja, anak) persyaratan tambahan untuk naskah remaja dan anak: panjang naskah minimal 70 hal, maksimal 150 halaman, spasi satu, font times new roman 12pt, A4.

1. novel anak: petualangan yang seru dan lucu berbau detektif (modern, lincah, humor)
2. Ilustrated book: kisah-kisah menakjubkan yang cocok buat anak.
3. buku penunjang pelajaran SD yang disajikan dengan gaya populer.

Untuk lebih memahami trend saat ini silakan baca dan lihat produk2 terbaru DAR!

Alamat: Jl. Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan) Bandung 40294

Telp. (022) 7834310


Keterangan:

Jangka waktu evaluasi naskah maks. 3 bulan.

Jika Redaksi menolak penerbitan naskah, akan kita kabari via surat atau telepon., bahan naskah tidak akan dikirimkan kembali kecuali disertai perangko yang mencukupi.

Apabila naskah layak terbit, kami akan kabari via surat dan telepon dan dillanjutkan dengan pembuatan Surat Perjanjian dengan sistem Jual Putus atau Royalti.



Gramedia Pustaka Utama


Gramedia Pustaka Utama

Prosedur Penerbitan Naskah di Gramedia Pustaka Utama


GPU & Fokus Terbitannya

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) adalah penerbit buku-buku
umum, artinya buku-buku yang dimaksudkan untuk konsumsi umum, karena
merupakan referensi atau bacaan umum, mulai dari anak-anak, remaja
sampai dewasa, mencakup buku fiksi maupun non-fiksi. Itulah main
business kami. Tetapi, adalah fakta bahwa banyak di antara buku kami
juga dipakai sebagai buku teks. Karena itu, kami juga memiliki Desk
Buku Teks, yang secara khusus bertanggung jawab atas buku-buku teks
perguruan tinggi yang kami terbitkan. (Untuk buku teks bagi siswa
SMU ke bawah, silakan anda menghubungi sister company kami: Penerbit
Grasindo).

Buku-buku umum yang kami terbitkan adalah buku-buku yang mengandung
nilai-nilai yang sejalan dengan mission statement kami,
yaitu "Bersama komponen bangsa yang lain, ikut serta menciptakan
Indonesia Baru dengan nilai-nilai humanisme transendental." Karena
itu, buku yang kami terbitkan adalah yang mengembangkan nilai-nilai
kemanusiaan yang beriman kepada Sang Pencipta dan Pemelihara, yaitu
Tuhan Semesta Alam. Itu berarti bahwa kami akan menerbitkan buku
yang mendorong munculnya semangat pluralis, demokratis, inklusif,
cerdas, berwawasan luas, profesional, berbudaya, humanis, dan
religius. Sebaliknya, kami mengindari penerbitan naskah yang
mendorong semangat fanatik sempit, picik, anti-refleksi dan anti-
pembelajaran, pelecehan terhadap kemanusiaan.


Dewan Penilaian Naskah

Untuk menilai kelaikan terbit suatu naskah, kami memiliki Dewan
Penilaian Naskah, yang terdiri dari wakil-wakil dari Redaksi,
Produksi dan Pemasaran/Promosi, yang dari perspektifnya masing-
masing akan memberi rekomendasi terhadap suatu naskah untuk terbit
atau tidak terbit. Terasah oleh pengalaman, masing-masing akan
mengembangkan perspektif mereka, tetapi:

Secara khusus Redaksi akan menilai naskah dari mutu isinya:
kesesuaian dengan misi, kedalaman dan kelengkapan informasinya,
bagaimana pentingnya topik/tema naskah (importance), bagaimana
relevansinya, bagaimana penyajiannya (urutan logis atau sistematika
pemaparan dan gaya bahasanya), apa keunggulan dan kelemahan naskah
tsb dibandingkan dengan buku yang sudah beredar di pasar.
Secara khusus wakil dari Produksi akan menilai naskah dari sisi
produksi dan pembiayaannya: kemudahan/kesulitan produksinya, proses
yang harus dilalui, perkiraan besar ongkos produksinya.

Secara khusus wakil dari Pemasaran/Promosi akan menilai naskah dari
serapan pasarnya (marketability): apakah akan disambut pasar dengan
gairah atau sebaliknya? Berapa ribu akan terserap pasar dalam
setahun? Berapa lama naskah itu akan bisa hidup di pasar, akan terus
dibutuhkan atau hanya menjawab kebutuhan sesaat?

Kadang-kadang Dewan juga minta pertimbangan dari para ahli, termasuk
dari kalangan perguruan tinggi, atas naskah-naskah tertentu.

Quadran Penilaian

Dengan menggunakan kata MUTU untuk mutu naskah dan kesesuaian dengan
misi kami, serta kata LAKU untuk serapan pasar, terciptalah quadran
penilaian sbb:

Quadran 1: Mutu Tinggi & Laku Keras
Inilah primadona kami. Lampu hijau langsung kami berikan untuk
segera menerbitkan naskah yang masuk dalam quadran ini.

Quadran 2: Mutu Rendah Tapi Laku Keras
Ini lampu kuning. Kalau mutunya "tidak jeblok-jeblok amat", dan
penerbitannya TIDAK menimbulkan opini umum "Gramedia kampungan!",
kami masih mau menerbitkan naskah dalam quadran ini. Tapi, ya itu
tadi… tidak terkesan "MELACURKAN DIRI" atau muncul pendapat
sinis "HUH, GRAMEDIA CUMA CARI UNTUNG DENGAN MENJUAL SAMPAH!"

Quadran 3: Mutu Tinggi tapi Tak Laku
Ini lampu kuning. Demi standing kami, kami mau menerbitkan naskah-
naskah yang masuk dalam quadran ini. Inilah sumbangan sosial kami.
Kalau dana kami untuk ini sudah habis, kami mengusahakan cara lain:
Minta pihak kedua (penulis) untuk membeli sebagian agak besar dari
bukunya pada saat terbit.
Menggandeng pihak ketiga untuk ikut dalam pembiayaan, semacam co-
publishing, dan logo pihak ketiga itu boleh tampil di cover.

Quadran 4: Mutu Rendah & Tak Laku
Ini lampu merah. Kami tak ingin cari penyakit. Naskah di quadran ini
hanya bikin malu penerbit dan penulisnya... sudah malu, rugi lagi!

Prosedur

Bila anda memiliki naskah-naskah yang sejalan dengan misi kami,
dengan senang hati kami akan mempertimbangkan penerbitannya.
Prosedurnya adalah sbb:

1. Kirim naskah Anda (lengkap, dibendel agar mudah dibaca) ke
Redaksi Gramedia Pustaka Utama, Gedung Kompas-Gramedia, Jl. Palmerah
Selatan 24 -- 26, Lt. 6, Jakarta 10270

2. Lengkap berarti: naskah itu 100% komplit, termasuk gambar-gambar,
walaupun gambar-gambar itu hanya kopi dari aslinya, bukan masternya.
Ini penting karena master gambar-gambar itu berikut data elektronik
naskah tersebut baru akan diserahkan ketika sudah jelas kami
putuskan untuk diterbitkan. Ini menjadi sarana pengaman bagi Penulis
agar, andaikata ditolak oleh GPU dan naskah itu mau ditinggal di
GPU, hanya kopian yang dimiliki GPU (lihat relevansinya dengan point
4 & 5).

3. Sertakan informasi mengenai:

1)      Apa keunggulan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang
sudah ada di pasar?
2)      Siapa pembaca sasarannya? Siapa saja yang berkepentingan
dengan naskah buku tsb, dan seberapa besar populasinya?
3)      Dalam perkiraan Anda, dengan populasi orang yang
bekepentingan seperti itu, kira-kira berapa banyak buku yang bisa
diserap pasar selama 12 bulan, bila kita memasarkannya hanya lewat
jaringan toko buku?
4)      Apakah Anda memiliki forum di mana naskah tsb akan digunakan
bila sudah terbit? (misal: "Saya adalah dosen dengan mahasiswa 50
orang per semester, dan rekan-rekan saya juga akan memakainya")
Bila "ya", berapa banyak Anda sendiri akan menyerap buku tersebut
dalam setahun?
5)      Apakah akan ada event tertentu yang menciptakan momentum
yang menguntungkan publikasi naskah tersebut. (Misal, "Bulan xxx
tahun zzz akan ada Nasional Seminar On bla bla bla, dan buku ini
akan di-launch di sana" atau "Saya akan melakukan in house training
untuk 500 karyawan PT yyy, bulan bbb tahun ttt, dan buku ini akan
dipakai sebagai panduan.")

4. Atas pengiriman itu, Anda akan menerima Tanda Terima, di mana
dicantumkan formula standar yang antara lain mengatakan bahwa
selambat-lambatnya dalam 3 bulan akan ada keputusan mengenai terbit
atau tidaknya. Keputusan bisa cepat (7 hari kerja), bisa lambat,
antara lain juga tergantung pada informasi-informasi (pertanyaan 1 –
5) tsb, di samping pada tumpukan naskah yang harus kami nilai.

5. Bila naskah tidak akan diterbitkan, GPU akan mengirim balik
naskah tersebut, bila disertai prangko secukupnya. Bila tidak
disertai prangko secukupnya, atau bila dikehendaki oleh penulisnya
untuk diserahkan kepada GPU, kami sedapat mungkin akan menjaga
kerahasiaannya, dan tidak akan menyerahkan kepada pihak lain untuk
diterbitkan atas nama siapa pun. Tetapi, karena secara berkala kami
membersihkan naskah-naskah tua, selalu ada kemungkinan bahwa naskah
seperti itu jatuh ke pihak ketiga yang tidak dimaksudkan, baik oleh
penulis maupun GPU, dan bisa jadi pihak ketiga itu memanfaatkannya
secara tidak bertanggung jawab, tanpa seizin penulis atau GPU. Bila
ini terjadi, GPU tidak bertanggung jawab atas kejadian seperti itu.

6. Bila naskah akan diterbitkan, kirimkan data elektronik berikut
master gambar/foto/sket. Waktu terbitnya dirundingkan. Perlu
diketahui bahwa pada saat kami memutuskan suatu naskah akan terbit,
kami sedang melakukan proses penerbitan naskah-naskah lain yang
jadwal terbitnya sudah mengisi standing order mingguan ke jaringan
toko buku untuk 2 bulan ke depan. Artinya, naskah yang baru saja
diputuskan untuk diterbitkan itu paling cepat bisa terbit 10 minggu
kemudian, kecuali ada kondisi khusus yang memungkinkan kami untuk
mempercepatnya.

Penting! Hindarilah:
1. Plagiat/pelanggaran hak cipta
2. Fitnah/pelecehan terhadap pihak lain

Tertarik untuk mencoba menerbitkan naskah anda? Kami tunggu!

PT Gramedia Pustaka Utama
Gedung KOMPAS Gramedia Unit II lt. 6, Jl. Palmerah Selatan 24-26,
Jakarta 10270
Telp. 5480888, 5483008, ext. 3202, 3206, 3200, 3231. Fax: 5300545


 *****

Pages